Minggu, 14 November 2010

STRUCTURED ENGLISH

I. STRUCTURED ENGLISH (SE)
Structured English (SE) adalah peralatan pengembangan sistem yang menggunakan struktur bahasa inggris dan mirip bahasa pemrograman. SE merupakan alat yang efisien untuk menerangkan algoritma dalam bentuk narasi bukan dalam bentuk grafik dan mirip dengan pseudocode. Karena kemiripan mereka, SE dan pseudocode sering tertukar.
Selain kemiripan yang ada, SE dan pseudocode memiliki perbedaan dalam fungsinya. SE digunakan untuk komunikasi antara perancang dengan pemakai dalam menjelaskan algoritma, sedangkan pseudocode digunakan untuk komunikasi antara perancang dengan programmer.
SE sering digunakan dengan DFD (Data Flow Diagram) untuk mendokumentasikan proses-proses yang ada dalam sistem. Macam-macam level DFD menerangkan bahwa pemrosesan merupakan teknik yang diaplikasikan dari atas-ke-bawah (top-down). Pada beberapa point, teknik grafik DFD kurang efektif jika dibandingkan dengan teknik narasi, untuk menutup ketidak-efektifan ini maka SE harus diperkenalkan.
Petunjuk dalam membuat Structured English
SE bukan merupakan alat standar pengembangan sistem. Tidak ada ketentuan-ketentuan tetap yang harus diikuti oleh pemakai alat ini. Meskipun demikian, ada sejumlah ketentuan yang membedakan SE dengan alat narasi formal seperti pseudocode.
Ketentuan-ketentuan adalah :
1. Gunakan hanya tiga bentuk pemrograman terstruktur, sepeti urutan seleksi/kondisi, dan perulangan/iterasi
2. Gunakan kata kerja bila menerangkan tiap langkah pengolahan
3. Tambahkan kata kerja dengan satu atau lebih objek bila perlu
4. Gunakan nama-nama data yang telah didefinisikan dalam kamus data. Nama-nama ini dapat berupa alur data, data store, struktur data atau elemen data.
5. Gunakan huruf besar untuk semua nama data, sintaks komputer, seperti
START, STOP, IF, THEN dan ELSE.
6. Indent untuk menunjukkan struktur system secara hirarki. Kata-kata pada level hirarki yang sama harus diindentkan dengan jumlah spasi yang sama.
7. Bila dokumentasi dibagi ke dalam beberapa modul, gunakan baris pertama masing-masing modul untuk label pengindentifikasi dan berikan baris kosong diantara modul.
8. Tiap modul harus hanya memiliki point entry dan exit tunggal.
Bila pembuatan SE dilakukan dengan mengikuti ketentuan-ketentuan di atas, maka SE yang akan terbentuk semakin mudah dimengerti dan mudah dikomunikasikan dengan profesional sistem lainnya.
Contoh Pemakaian Petunjuk Dalam Membuat Structured English
1. Kata Kerja dan Objek
Umumnya entri-entri yang ada dimulai dengan kata kerja seperti READ,COMPUTE atau WRITE. Ada dua entri yang hanya akan terdiri dari satu kata kerja dan tidak akan membutuhkan suatu objek, yaitu START dan STOP. Gunakan entri START pada awal dokumentasi sistem dan STOP pada akhir logika. Akhir logika mungkin tidak sama seperti akhir fisik, seperti yang akan dilihat kemudian.
Beberapa entri akan membutuhkan satu objek tunggal, seperti READ, RECORD PENGGAJIAN. Ada juga beberapa entri yang membutuhkan banyak objek, seperti COMPUTE GAJI-POKOK,UANG-LEMBUR,GAJI-KOTOR.
Dalam contoh-contoh ini, tanda “-“ diikutsertakan dalam nama-nama data sesuai dengan bagaimana nama-nama tersebut didefinisikan dalam kamus data. Karakter-karakter lainnya dapat juga digunakan, seperti titik atau garis bawah.
2. Bentuk pemrograman terstruktur
Bentuk pemrograman terstruktur yang biasa digunakan pada SE adalah urutan, pilihan dan perulangan. Struktur urutan, bila struktur urutan didokumentasikan, entri-entri dituliskan pada margin yang sama satu sama lain, misalkan :
READ
COMPUTE
WRITE

1). Struktur Pilihan – IF-THEN
Bila struktur pilihan didokumentasikan gunakan format IF-THEN sebagai berikut
IF (kondisi)
THEN
Tindakan bila kondisi benar
END IF
Perlu diingat bahwa IF dan END dituliskan pada margin yang sama
Contoh :
IF (JAM = or < 40)
THEN
COMPUTE PEMBAYARAN-KOTOR = TARIF-UPAH . JAM-KERJA
END IF
Dari contoh di atas terlihat bahwa kondisi ditandai dengan tanda kurung
2). Struktur Pilihan – IF-THEN-ELSE
Gunakan format berikut untuk situasi IF-THEN-ELSE. Format ini adalah :
IF (kondisi)
THEN
Tindakan bila kondisi benar
ELSE
Tindakan bila kondisi salah
END IF
Perlu diingat bahwa THEN dan ELSE dan aksi benar dan salah ditulis pada margin yang sama. Contoh struktur isi adalah sebagai berikut :
IF (JAM =or < 40)
THEN
COMPUTE PEMBAYARAN-KOTOR = TARIF-UPAH . JAM-KERJA
ELSE
COMPUTE PEMBAYARAN-KOTOR = (TARIF-UPAH . 40) + ((JAM-KERJA . 40) . TARIF-UPAH . 1,5)
END IF
Dan contoh diatas, terlihat bahwa asterik atau “.” Mewakili operasi perkalian. Pada SE sintaks pemrograman tidak perlu selalu diikuti, sehingga lambang perkalian “.” Dapat diganti dengan “x”. Jadi contoh diatas dapat diubah penulisannya dengan “Tarif-upah x Jam-kerja”. Perlu diingat bahwa tanda kurung yang diberikan untuk mengendalikan perhitungan sama dengan tanda kurung yang digunakan dalam kode program. Begitu juga dengan baris kedua dari statement COMPUTE ditulis lebih masuk ke dalam, teknik ini disarankan untuk digunakan bagi entry-entry yang panjang. Untuk struktur pilihan, lebih baik mengikuti format seperti yang ditampilkan pada Gambar 1.
IF (kondisi-1)
THEN
aksi-1
ELSE
IF (kondisi-2)
THEN
aksi-2
ELSE
aksi-3
END IF
END IF

Gambar 1. Format Entry IF
3). Struktur Perulangan – DO WHILE
Bila pendokumentasian struktur perulangan dilakukan format DO WHILE akan dapat dilihat seperti format dibawah :
DO WHILE (kondisi)
Tindakan
END DO
Contoh berikut merupakan perhitungan gaji yang dilaksankan berulang sampai jumlah record dalam file habis.
DO WHILE (masih ada record gaji)
COMPUTE GAJI KOTOR
COMPUTE PAJAK PENDAPATAN
COMPUTE GAJI BERSIH
END DO

4). Struktur Perulangan – DO UNTIL
Format DO UNTIL akan dapat dibuat seperti format di bawah ini :
DO UNTIL (kondisi)
Tindakan
END DO
Contoh berikut adalah suatu model matematika yang mengaktifkan file persediaan dan mencetak jumlah stock tiap hari sampai jumlah hari yang telah ditentukan tercapai.
DO UNTIL (JUMLAH.HARI = BATAS.HARI)
READ STOCK.AWAL,PEMBELIAN,PENJUALAN
COMPUTE STOCK.AKHIR = STOCK.AWAL +PEMBELIAN-PENJUALAN
WRITE STOCK.AWAL,PEMBELIAN,PENJUALAN,STOCK.AKHIR
END DO
5). Struktur Perulangan – FOR
Format struktur perulangan FOR dapat dilihat seperti format di bawah ini :
FOR tiap-item
Tindakan
Contoh di bawah adalah contoh untuk mencetak slip gaji untuk tiap record pegawai.
FOR tiap-record-pegawai
PERFORM Cetak-slip-gaji

Dari contoh-contoh di atas terlihat bahwa hampir semua kata menggunakan huruf besar, hal ini karena banyak dan kata-kata tersebut merupakan nama –nama record atau elemen data, atau kata-kata yang merupakan sintaks dalam bahasa pemrograman. Contoh pendokumentasian yang menggunakan kata-kata huruf kecil dapat dilihat pada gambar 2.
Dari gambar 2 terlihat bahwa kata-kata yang ditulis dengan huruf kecil adalah kata-kata yang bukan merupakan nama-nama data ataupun sintaks dalam bahasa pemrograman.
Pembuatan SE untuk suatu program atas system lebih baik dibagi ke dalam beberapa modul. Gambar 3 menggambarkan teknik pembuatan SE ke dalam modul. Tiap modul diberi nama dan antara modul satu dengan yang lain dipisahkan dengan satu baris kosong. Contoh pada gambar 3 memasukkan logika yang digunakan untuk menghitung komisi dari salesman-salesman. Perlu diingat bahwa format yang ada pada gambar 3 mengikuti pemrograman terstruktur dengan modul utama adalah Proses-data-penjualan. Gambar 2. Contoh penggunaan kata-kata dengan huruf kecil




Gambar 3. SE untuk program perhitungan komisi
II. PSEUDOCODE
Pseudocode merupakan suatu alternative dari SE dan mirip dengan beberapa kode pemrograman, seperti COBOL, PL\1, Fortran, PASCAL. Dengan demikian mudah bagi para programmer untuk menggunakan dan mengerti pseudocode, tetapi pseudocode tidak cocok bagi sesorang yang bukan programmer. Apabila SE digunakan, beberapa rincian seperti pembukaan dan penutupan file-file, pemberian harga awal, atau pemakaian flag tidak termasuk dalam bentuk SE, sedangkan pseudocode mengikutsertakan semua hal tersebut.
Seperti halnya SE, pseudocode juga tidak memiliki standar penulisan dan memiliki 3 bentuk pemrograman terstruktur, seperti urutan, seleksi/kondisi dan perulangan/iterasi.
Struktur urutan sintak merupakan kumpulan berbagai pernyataan instruksi input/output yang secara implisit diterapkan dalam pseudocode, misalkan :
READ RECORD PENJUALAN
COMPUTE KOMISI
WRITE PENJUALAN, KOMISI
1). Struktur Pilihan – IF-THEN
Format struktur pilihan dapat dituliskan sebagai berikut :
IF (kondisi) THEN
Tindakan
END IF
Perlu diingat bahwa IF dan END dituliskan pada margin yang sama, contoh :
IF (JAM = or < 40) THEN
COMPUTE PEMBAYARAN-KOTOR = TARIF-UPAH – JAM-KERJA
END IF
Dari contoh di atas terlihat bahwa kondisi ditandai dengan tanda kurung
2). Struktur Pilihan – IF-THEN-ELSE
Gunakan format berikut untuk situasi IF-THEN-ELSE. Format ini adalah :
IF (kondisi) THEN
Tindakan bila kondisi benar
ELSE
Tindakan bila kondisi salah
END IF
Contoh struktur ini adalah sebagai berikut :
IF (JAM = or < 40) THEN
COMPUTE PEMBAYARAN-KOTOR = TARIF-UPAH . JAM-KERJA
ELSE
COMPUTE PEMBAYARAN-KOTOR = (TARIF-UPAH. 40) +
((JAM-KERJA – 40) . TARIF-UPAH . 1,5)
END IF
Dari format dan contoh struktur seleksi di atas terlihat bahwa struktur seleksi dimulai dengan statemen IF dan diakhiri dengan statemen THEN.
3). Struktur Pilihan – CASE
Statement CASE dapat digunakan bila suatu masalah melibatkan suatu seleksi dari beberapa langkah pilihan. Bentuk umum statemen CASE adalah sebagai berikut :
SELECT keadaan
CASE (nilai 1) PERFORM tindakan 1
CASE (nilai 2) PERFORM tindakan 2
CASE (nilai 3) PERFORM tindakan 3
DEFAULT CASE PERFORM tindakan-n
END SELECT
4). Struktur Perulangan – REPEAT UNTIL
Format REPEAT UNTIL akan dapat dilihat seperti format di bawah :
REPEAT
Tindakan
UNTIL (kondisi)
Contoh berikut adalah suatu contoh untuk menghitung jumlah persediaan dan mencetak jumlah persediaan tiap hari sampai jumlah hari yang telah ditentukan tercapai.
REPEAT
READ STOCK AWAL, PEMBELIAN, PENJUALAN
COMPUTE STOCK.AKHIR = STOCK.AWAL + PEMBELIAN - PENJUALAN
WRITE STOCK.AWAL, PEMBELIAN, PENJUALAN, STOCK.AKHIR
UNTIL (JUMLAH.HARI = BATAS.HARI)
5). Struktur Perulangan – DO
Format struktur perulangan DO dapat dilihat seperti format di bawah
DO indeks = awal TO akhir
PERFORM tindakan
END DO
Contoh di bawah adalah contoh untuk mencetak slip gaji untuk 20 orang pegawai.
DO JUMLAH PEGAWAI 1 TO 20
PERFORM Cetak-slip.gaji
END DO
III. TABEL KEPUTUSAN
Tabel keputusan (decision table) adalah tabel yang digunakan sebagai alat bantu untuk menyederhanakan logika struktur keputusan yang betingkat-tingkat di dalam program. Algoritma yang berisi keputusan bertingkat yang banyak sekali dan sangat sulit digambarkan langsung dengan structured English atau pseudocode dan dapat dibuat terlebih dahulu dengan menggunakan tabel keputusan. Dengan demikian tabel keputusan efektif digunakan bilamana kondisi yang akan diseleksi di dalam program jumlahnya cukup banyak dan rumit.
Struktur dari tabel keputusan
Struktur dari table keputusan terdiri empat bagian utama, yaitu condition sub, condition entry, action sub dan action entry seperti tampak pada gambar sebagai berikut







Condition sub berisi kondisi-kondisi yang akan diseleksi. Condition entry berisi kemungkinan-kemungkinan dari kondisi yang diseleksi, yaitu terpenuhi (diberi symbol ‘Y’) dan tidak terpenuhi (diberi symbol ‘T’). Setiap kondisi yang diseleksi akan mempunyai dua kemungkinan kejadian, yaitu terpenuhi dan tidak terpenuhi.
Bila ada x kondisi yang diseleksi, maka akan terdapat N kemungkinan kejadian, yaitu sebesar N = 2x. Action sub berisi pernyataan-pernyataan yang akan dikerjakan baik kondisi yang diseleksi terpenuhi maupun tidak terpenuhi. Action entry digunakan untuk memberi tanda tindakan mana yang akan dilakukan dan mana yang tidak akan dilakukan.
Langkah-langkah membuat tabel keputusan
Langkah-langkah dalam pembuatan table keputusan ini adalah sebagai berikut :
1. Menentukan kondisi yang akan diseleksi
2. Menentukan jumlah kemungkinan kejadian yang akan terjadi, yaitu sebanyak N = 23 = 8
3. Menentukan tindakan yang akan dikerjakan
4. Mengisi condition entry, diisi sedemikian rupa, sehingga semua kemungkinan kejadian bisa terwakili.
5. Mengisi action entry, diisi kolom demi kolom dari kolom pertama sampai kolom ke N.
Contoh tabel :








KESIMPULAN

Peralatan non-grafikal yang digunakan secara umum untuk mengembangkan system informasi adalah kamus data, structured English dan pseudocode.
Kamus data adalah kumpulan informasi mengenai penamaan, kalsifikasi atau dokumentasi struktur dari data. Suatu data pada kamus data dapat merupakan suatu elemen dat tunggal atau satu kelompok elemen data. Pembuatan kamus data dapat dilakukan dengan menggunakan form atau notasi
Structured English dan pseudocode merupakan alat perancangan system secara detil yang mirip satu sama lain. Kedua matode ini sama-sama tidak memiliki struktur penulisan standar, tetapi kedua-duanya membagi system ke dalam tiga struktur dasar pada bahasa pemrograman terstruktur, yaitu stryktur urutan, seleksi/kondisi dan iterasi/perulangan. Selain adanya persamaan-persamaan di atas , structured English dan pseudocode memiliki perbedaan. Structured English menggunakan penulisan seperti grammer dalam bahasa Inggris, sedangkan pseudocode menggunakan penulisan seperti penulisan kode pemrograman terstruktur.

Tidak ada komentar: